Cikal bakal bermula dari perjuangan seorang pemuda yang gigih melawan penjajah Belanda, Pemuda yang setelah selesai mendalami ilmu kanuragan (pencak silat) aliran Banjaran dan ilmu agam ini kemudian mendirikan pondok pesantren Binorong dan kemudian bernama KH. Bushro Syuhada.
Karena semangat dan kegigihannya dalam melawan penjajah, tak heran bila pondok pesantren Binorong ini banyak melahirkan putra-putra terbaik bangsa. Salah satunya adalah Jenderal Besar "Panglima Soedirman” yang kemudian mengabdi pada Angkatan Bersenjata Indonesia. Di antara murid KH Bushro Syuhada terdapat dua kakak beradik bernama Ahmad Dimyati dan M. Wahib yang berguru pencak silat kepada KH. Bushro Syuhada. Ahmad Dimyati selanjutnya mengembara menuju barat hingga akhirnya menguasai Cikalong-Cimande, dan Cibarosa (Banten), sedangkan M.Wahib menuju ke Timur sampai ke Madura (Bawean). Beberapa tahun kemudian ke-2 kakak beradik tsb kembali ke Kauman Yogyakarta, dan atas restu KH. Bushro Syuhada mereka mendirikan Perguruan Cikauman pada tahun 1925. Murid pertama mereka adalah M.Djuraimi.
Akan tetapi M. Djuraimi ini tidak sempat mendirikan perguruan. Menurut tradisi yang ada, apabila seorang murid sudah tamat belajar, maka diperkenankan pula menerima murid (mendirikan perguruan). Murid Cikauman yang kemudian mendirikan perguruan adalah M.Syamsudin. Perguruan yang didirikannya adalah Perguruan Seranoman dan melahirkan murid M.Zahid. M.Zahid tidak sempat mendirikan perguruan dan karena faktor usia, beliau wafat. Namun beliau sempat melahirkan murid utama yaitu M.Barie Irsjad. M.Barie Irsjad yang selanjutnya meneruskan pelajaran silatnya kepada M. Syamsudin, Ahmad Dimyati, dan M. Wahib ini kemudian mendirikan Perguruan Kosegu.
Pendekar Basofi Sudirman bersama jajaran
pendekar Tapak Suci
Pada tanggal 31 Juli 1963 disepakati berdirinya Perguruan Tapak Suci sebagai peleburan Perguruan Cikauman, seranoman dan Kosegu. Murid-murid dari 3 Perguruan tersebut yang masih ada (a.l : KH. Djarmawi, Irfan Hadjam, Moh. Jakfal Kusuma dan Moh. Sabri Ahmad) kemudian bersatu ke dalam Perguruan Tapak Suci.
Pada perkembangannya Tapak Suci menyebar ke daerah-daerah dan memperkaya keilmuannya. Terlebih setelah pendekar-pendekar aliran lain bergabung dan memperkaya Khasanah keilmuwan Tapak Suci (membentuk aliran Tapak Suci).
Syarat untuk dapat mengikuti pencak silat ini adalah beragama islam (tidak musyrik) dan telaten menjalani tempaan untuk membuahkan ilmu pencak silat islami .
Karena semangat dan kegigihannya dalam melawan penjajah, tak heran bila pondok pesantren Binorong ini banyak melahirkan putra-putra terbaik bangsa. Salah satunya adalah Jenderal Besar "Panglima Soedirman” yang kemudian mengabdi pada Angkatan Bersenjata Indonesia. Di antara murid KH Bushro Syuhada terdapat dua kakak beradik bernama Ahmad Dimyati dan M. Wahib yang berguru pencak silat kepada KH. Bushro Syuhada. Ahmad Dimyati selanjutnya mengembara menuju barat hingga akhirnya menguasai Cikalong-Cimande, dan Cibarosa (Banten), sedangkan M.Wahib menuju ke Timur sampai ke Madura (Bawean). Beberapa tahun kemudian ke-2 kakak beradik tsb kembali ke Kauman Yogyakarta, dan atas restu KH. Bushro Syuhada mereka mendirikan Perguruan Cikauman pada tahun 1925. Murid pertama mereka adalah M.Djuraimi.
Akan tetapi M. Djuraimi ini tidak sempat mendirikan perguruan. Menurut tradisi yang ada, apabila seorang murid sudah tamat belajar, maka diperkenankan pula menerima murid (mendirikan perguruan). Murid Cikauman yang kemudian mendirikan perguruan adalah M.Syamsudin. Perguruan yang didirikannya adalah Perguruan Seranoman dan melahirkan murid M.Zahid. M.Zahid tidak sempat mendirikan perguruan dan karena faktor usia, beliau wafat. Namun beliau sempat melahirkan murid utama yaitu M.Barie Irsjad. M.Barie Irsjad yang selanjutnya meneruskan pelajaran silatnya kepada M. Syamsudin, Ahmad Dimyati, dan M. Wahib ini kemudian mendirikan Perguruan Kosegu.
Pendekar Basofi Sudirman bersama jajaran
pendekar Tapak Suci
Pada tanggal 31 Juli 1963 disepakati berdirinya Perguruan Tapak Suci sebagai peleburan Perguruan Cikauman, seranoman dan Kosegu. Murid-murid dari 3 Perguruan tersebut yang masih ada (a.l : KH. Djarmawi, Irfan Hadjam, Moh. Jakfal Kusuma dan Moh. Sabri Ahmad) kemudian bersatu ke dalam Perguruan Tapak Suci.
Pada perkembangannya Tapak Suci menyebar ke daerah-daerah dan memperkaya keilmuannya. Terlebih setelah pendekar-pendekar aliran lain bergabung dan memperkaya Khasanah keilmuwan Tapak Suci (membentuk aliran Tapak Suci).
Syarat untuk dapat mengikuti pencak silat ini adalah beragama islam (tidak musyrik) dan telaten menjalani tempaan untuk membuahkan ilmu pencak silat islami .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar